Menurut Wikipedia Indonesia, Mal adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai. Namun dalam perkembangan selanjutnya sebuah mal terkadang lebih dari tiga lantai.
Apa bedanya dengan Plaza? Menurut Wikipedia Indonesia lagi, Plaza adalah sebuah kata dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan "lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun. Orang Italia menyebutnya dengan istilah Piazza, sementara orang Perancis menyebutnya Place. Kalau di Indonesia, istilah plaza digunakan untuk menyebutkan "Pusat Pertokoan".
Jadi, kalau di Indonesia, Plaza adalah pusat perbelanjaan yang secara arsitektur bangunan dirancang tinggi, memiliki lebih dari tiga lantai. Sebuah plaza umumnya dibangun dengan pilihan lokasi pusat kota, karena itulah bangunannya mengutamakan banyak lantai (tinggi), dengan tujuan untuk menghemat tempat. Bahkan sekarang ini plaza di sebut juga Town Square. Untuk kepentingan tulisan ini semua pusat perbelanjaan di atas aku sebut aja Mal atau Mall, karena fungsi dan pemahamannya hampir-hampir mirip.
Di Jakarta banyak mall, sangat megah, gemerlap, bergengsi, dan Wah. Lihat saja Grand Indonesia (GI), Plaza Indonesia (PI), Mall of Indonesia (MoI), Mal Taman Anggrek, Senayan City, Plaza Senayan, Pondok Indah Mall I dan II, Cilandak Town Square, Mall Emporium (lebih dari tiga lantai), Rasuna Epicentrum (yang pengen nyamain Orchard Road), dan akan menyusul Podomoro City (yang super duper WAAHHH).
Semua mal menawarkan fasilitas, kenyamanan, pelayanan, kelengkapan, kemegahan, kemewahan, dan gengsi. Masing-masing mengklaim diri mereka tempat terbaik untuk para eksekutif dan keluarga, serta paling lengkap. Mereka menciptakan brand name yang super mahal dan nggak tanggung-tanggung, agar bisa dikenang semua pengunjung dan dianggap bergengsi, dan berharap mereka balik lagi, dan menghambur-hamburkan uangnya kembali demi gengsi tadi. Jadi, para gembel, silakan pikir-pikir dulu kalau mau masuk ke tempat-tempat semacam itu, karena kalian bisa dianggap merusak kenyamanan para pengunjung yang akan buang-buang duitnya di salah satu mal tersebut.
Masalah kenyamanan sih sudah terbukti, setiap ruangan menawarkan keharuman, termasuk toilet atau toiletten kata orang Austria yang gak bakalan tercium bau pesing, semuanya serba harum. Tapi, jangan harap kamu bisa menemukan tempat salat yang wah di tempat itu. Bagi kaum muslim, siap-siap gigit jari. Pada umumnya tempat salat di tempat-tempat wah yang disebutkan tadi terdapat di gedung parkiran, di basement, atau di sudut-sudut belakang gedung atau ruangan tak terpakai, yang baru ketemu tempatnya setelah bertanya-tanya ke sana kemari. Namun, di antara semua mal mewah itu, cuma Pondok Indah II yang pantas aku recommended. Mall yang satu ini, di setiap lantainya punya musholla yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan, dan lumayan nyaman meski tidak luas-luas amat.
Apa bedanya dengan Plaza? Menurut Wikipedia Indonesia lagi, Plaza adalah sebuah kata dari bahasa Spanyol yang berhubungan dengan "lapangan" yang menggambarkan tempat terbuka untuk umum (ruang publik) di perkotaan, seperti misalnya lapangan atau alun-alun. Orang Italia menyebutnya dengan istilah Piazza, sementara orang Perancis menyebutnya Place. Kalau di Indonesia, istilah plaza digunakan untuk menyebutkan "Pusat Pertokoan".
Jadi, kalau di Indonesia, Plaza adalah pusat perbelanjaan yang secara arsitektur bangunan dirancang tinggi, memiliki lebih dari tiga lantai. Sebuah plaza umumnya dibangun dengan pilihan lokasi pusat kota, karena itulah bangunannya mengutamakan banyak lantai (tinggi), dengan tujuan untuk menghemat tempat. Bahkan sekarang ini plaza di sebut juga Town Square. Untuk kepentingan tulisan ini semua pusat perbelanjaan di atas aku sebut aja Mal atau Mall, karena fungsi dan pemahamannya hampir-hampir mirip.
Di Jakarta banyak mall, sangat megah, gemerlap, bergengsi, dan Wah. Lihat saja Grand Indonesia (GI), Plaza Indonesia (PI), Mall of Indonesia (MoI), Mal Taman Anggrek, Senayan City, Plaza Senayan, Pondok Indah Mall I dan II, Cilandak Town Square, Mall Emporium (lebih dari tiga lantai), Rasuna Epicentrum (yang pengen nyamain Orchard Road), dan akan menyusul Podomoro City (yang super duper WAAHHH).
Semua mal menawarkan fasilitas, kenyamanan, pelayanan, kelengkapan, kemegahan, kemewahan, dan gengsi. Masing-masing mengklaim diri mereka tempat terbaik untuk para eksekutif dan keluarga, serta paling lengkap. Mereka menciptakan brand name yang super mahal dan nggak tanggung-tanggung, agar bisa dikenang semua pengunjung dan dianggap bergengsi, dan berharap mereka balik lagi, dan menghambur-hamburkan uangnya kembali demi gengsi tadi. Jadi, para gembel, silakan pikir-pikir dulu kalau mau masuk ke tempat-tempat semacam itu, karena kalian bisa dianggap merusak kenyamanan para pengunjung yang akan buang-buang duitnya di salah satu mal tersebut.
Masalah kenyamanan sih sudah terbukti, setiap ruangan menawarkan keharuman, termasuk toilet atau toiletten kata orang Austria yang gak bakalan tercium bau pesing, semuanya serba harum. Tapi, jangan harap kamu bisa menemukan tempat salat yang wah di tempat itu. Bagi kaum muslim, siap-siap gigit jari. Pada umumnya tempat salat di tempat-tempat wah yang disebutkan tadi terdapat di gedung parkiran, di basement, atau di sudut-sudut belakang gedung atau ruangan tak terpakai, yang baru ketemu tempatnya setelah bertanya-tanya ke sana kemari. Namun, di antara semua mal mewah itu, cuma Pondok Indah II yang pantas aku recommended. Mall yang satu ini, di setiap lantainya punya musholla yang terpisah untuk laki-laki dan perempuan, dan lumayan nyaman meski tidak luas-luas amat.
0 comments:
Post a Comment