Ternyata masuk SD favorit dan terbaik itu memang susah. Anak diharuskan untuk menjalani dua tahap pengujian, pertama psikotest dan kedua test akademik. Mau nggak mau anak harus siap menghadapi test-test tersebut. Stresss emang!
Banyak anak yang kelihatannya belum siap, tapi mau gimana lagi, siap tak siap kumpul, kayak tugas dari Ibu/Bapak Guru. Segala bujuk rayu orang tua pun dikerahkan agar si anak mau masuk ke dalam ruang test. Orang tua dan anak pun sudah stres duluan, belum lagi mikirin biaya dan pengeluaran lain-lain. Tapi demikianlah, demi mendapatkan kualitas, orang tua rela berbuat demikian termasuk kepada anak-anaknya.
Si anak tak punya pilihan, orang tua yang menentukan, sama seperti memilih agama, si anak tak kuasa menentukan kepercayaannya sendiri, dia harus ikut orang tua. Akhirnya, ketika dewasa, anak tak punya pilihan lain selain menjalani apa yang dipilihkan orang tuanya ketika masih kecil dulu.
Demikian pula dengan sekolah, anak yang memiliki orang tua yang mampu secara finansial, akan beruntung mendapatkan sekolah yang terbaik dan favorit, meski ia harus menjalani berbagai test yang bisa buat stres tadi. Nggak masalah kalaupun tak lulus, orang tuanya bisa mendapatkan sekolah yang terbaik lainnya dengan kekuatan uang yang dimiliki.
Namun, bagaimana dengan anak yang berorang tua kere, miskin, atau yang tak memiliki kekuatan finansial seperti itu? Sudah dipastikan akan mendapat sekolah bermutu pas-pasan. Itu pun masih untung bisa sekolah, kalau nggak, paling si anak jadi pemulung, ngamen di pinggir jalan, atau ngemis ke setiap orang, tragis memang. "C'est La Vie", kata orang Perancis, "Such is Life", kata orang Inggris, "Itulah Hidup", kata orang Indonesia.
Sebagai orang tua yang tak memiliki kekuatan finansial, aku cuma berharap dan berdoa agar anakku bisa mendapat kesempatan duduk di sekolah terbaik tersebut. Masalah biaya bisa dipikirkan belakangan, karena aku yakin Tuhan akan membantu umatnya jika mempunyai niat yang baik dan luhur, apalagi buat kemajuan anak-anaknya, agar kelak menjadi anak yang soleh, berguna bagi agama, negara, dan bangsanya, dan tak mengulangi nasib seperti bapaknya, hiks ....
0 comments:
Post a Comment