Mempunyai teman di dunia maya memang mengasyikkan. Bisa seru-seruan bersama mereka tanpa harus malu dan sungkan, apalagi mengaku jati diri kita sebenarnya. Semua bisa dikatakan dengan kebohongan atau kejujuran, tergantung dengan siapa kita berhadapan, dan yang paling penting bertemu mereka tak perlu secara fisik. Jadi, kita tak perlu capek-capek mikir atau kebingungan harus pakai busana apa untuk bertemu mereka. Mau pakai t-shirt, jeans, pakaian robek-robek, atau tanpa busana sekalipun tak menjadi masalah, komunikasi bisa terus berlanjut, yang penting ngobrolnya asyik.
Bahkan, setiap waktu kita bisa bertemu mereka tanpa perlu mencari tempat, bisa di mana saja, mau di rumah, sekolah, tempat kerja, ruang meeting, bahkan di WC sekalipun kita bisa bertemu teman-teman maya kita tersebut.
Kemajuan teknologi komunikasi banyak membantu kita bertemu banyak orang tanpa perlu kehadiran fisik mereka, cukup dengan chatting, video call, hingga teleconference. Semua bisa dihadirkan dalam satu tempat dan satu waktu. Berkat kemajuan teknologi komunikasi tersebut, menembus ruang dan waktu bukan hal yang mengagumkan lagi untuk saat ini.
Namun, ketika pertemanan di dunia maya tersebut dimutasi ke dalam dunia nyata. Banyak nada-nada sumbang dan kecewa tatkala mereka bertemu langsung secara fisik. Komentar-komentar tolol pun berhamburan keluar, "Kok dia beda ya sama yang di foto."; "Iih, bau banget sie ni orang." Dan akhirnya, pertemanan yang sudah dibina bertahun-tahun di dunia maya pun pupus cuma dalam hitungan menit. Meski tak sedikit juga yang cocok satu sama lain, ketemu jodoh, dan punya partner bisnis yang mumpuni. Itulah dunia maya, semua bisa menjadi apa saja, dan menjadi siapa saja, tergantung kita mau melakoni yang mana, menjadi diri sendiri atau orang lain.
0 comments:
Post a Comment