Monday, June 7, 2010

BOIKOT ISRAEL, PERLUKAH?

Menurut Wikipedia edisi Indonesia, boikot adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan. Kata ini berasal dari serapan bahasa Inggris boycott artinya adalah refuse to be involved with or take part in. Istilah boycott mulai digunakan sejak "Perang Tanah" di Irlandia sekitar tahun 1880 dan berasal dari nama Charles Boycott, seorang agen lahan (estate agent) untuk tuan tanah Earl Erne. Sedang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), BOIKOT berarti bersekongkol menolak untuk bekerja sama (berurusan dagang, berbicara, ikut serta, dsb).


Akhir-akhir ini banyak orang menggunakan istilah boikot, seperti "Boikot Bayar Pajak", yang muncul gara-gara kasus Gayus; "Boikot Produk Amerika", yang muncul sebagai sikap ambigu Amerika terhadap perdamaian Timur Tengah yang selalu pro Israel selama ini; terakhir dan teranyar gara-gara penyerangan pasukan Israel terhadap kapal perdamaian Mavi Marmara di jalur Gaza awal Juni kemarin, yang memunculkan aksi "BOIKOT PRODUK YANG MENDANAI ISRAEL".

Bahkan ada seruan juga untuk memboikot jejaring sosial Facebook. Seorang teman di jejaring sosial itu menyatakan dalam statusnya:

"facebook yang saat ini kita gunakan selama ini kita nggak tahu, bulan lalu, sewaktu ke london, data dari sumber yang dapat di percaya, bahwa keuntungan dari facebook yang kita gunakan saat ini, di gunakan untuk yahudi israel, untuk MEMBANTAI SAUDARA KITA DI PALESTINE, makanya sepulang dari london bulan kemaren gw berniat tuk menutup account ini........".

Seorang teman lain bertanya lagi dengan memberi tanggapan sebagai berikut,

"hubungannya apa fb sama pembantaian oleh israel? keuntungan israel dr fb apa? terus yg punya fb kan orang amerika dia nasrani bkn yahudi dan bkn orang yahudi, hubungannya apa? kalo saya sih ngebantuin palestina dgn ga pake produk2 israel aja yg datanya bisa kita search di google. tolong dijelasin ya hubungannya apa, makasih."

Dan dijawab: "ARDI, anda acess, fb pake ceell phone exmp; di kenakan tarf ngak...???? kalo iya otomatis, provider yang anda gunkan,untuk bisa pelanggannya mengacess fb misalnya, otomatis juga harus bayar fee ke fb... mnrt data terakhir pengguna fb di indonesia mendekti lebih dari 16 juta account.... kita ambil rata2 50% saja moeslem,....fee yang di keluarkan untuk acees itu digunakan pihak lain untuk kepentingan menzalimi umat islam."

Akhirnya, aku juga memberi tanggapan untuk status temanku di atas,

"Gak hanya facebook Pak, google, blackberry, nokia, ipod, kfc, macdee, microsoft, dan semua produk berbau amerika semua punya org yahudi pak, kalo bener mau solider boikot aja produk2 itu."

Dia jawab; "lakukan yang bisa kita lakukan saat ini..... itu beraRTI ACTOIN (maksudnya ACTION kali)."

Dalam hati dan pikiranku saling beradu argumen, memang aksi boikot itu merupakan salah satu jalan, tapi menurutku bukan yang terbaik. Aksi boikot produk yang membantu mendanai perjuangan Israel itu banyak, hampir semua produk yang kita pakai dalam keseharian adalah buatan Amerika dan sekutu-sekutunya semua. Cobalah Anda buat list produk-produk yang Anda pakai saat ini, adakah produk buatan selain buatan Amerika dan sekutu-sekutunya tersebut, termasuk produk turunan dan bahan-bahannya? Kalau kita boikot produk mereka, adakah produk pengganti yang setara dengan produk-produk buatan mereka tersebut? Pasti jawabannya, "HAMPIR TIDAK ADA". Jadi akan percuma aksi boikot itu kalau kita sendiri masih tergantung dengan mereka. Meski untuk saat ini kita banyak memakai produk buatan China, namun bahan-bahan dasar atau produk turunannya tetap saja mempunyai unsur buatan Amerika dan sekutu-sekutunya.

Bagiku aksi boikot hanya salah satu jalan, tapi efeknya cuma sebentar, setelah itu ya balik lagi, demikian seterusnya. Bak kata pepatah "Hangat-hangat tahi ayam", yang artinya melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh hanya pada permulaan. Lama kelamaan, ditinggalkan apabila sudah mulai bosan.

Menurutku, lebih bagus kita mempelajari teknologi mereka, bersahabat dengan mereka, apalagi Yahudi-Israel terkenal pintar dan jenius, mereka menguasai hampir seluruh teknologi dan perekonomian negara-negara barat. Semua pengetahuan yang mereka miliki kita serap sedemikian rupa, sehingga kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki ada pada kita, meski dampaknya tak serta merta terjadi tapi efeknya jauh ke masa depan. Kita harus belajar keras untuk itu, belajar sampai ke negeri China bukan hanya sekadar pepatah dan isapan jempol, tapi dia mempunyai makna yang mendalam.

China sekarang negara besar, semua teknologi yang dimiliki negara maju atau Barat dahulu, sekarang ada pada dia. China paling rajin mempelajari pengetahuan dan teknologi yang dimiliki negara Barat yang notabenenya dikuasai oleh Yahudi. Semua produk buatan mereka, dipelajari dan ditiru habis oleh China. Padahal, dahulunya China cuma negeri tertutup yang egosentris, tak mau belajar dari negeri Barat, dan cuma mengandalkan kekuatan politis di kawasannya. Sebagai negeri tirai bambu yang berpaham komunis, China mencoba menghasilkan segala sesuatunya sendiri tanpa mau minta bantuan dari negara Barat yang maju. Bagaimana kalau China tetap keras kepala seperti itu?

Dan siapa sangka akhirnya perekonomian China mampu menguasai dunia. Lihat saja ketika China berencana akan mendevaluasi mata uangnya Yuan, Amerika dan sekutunya yang tergabung dalam WTO memohon-mohon agar China tak melakukan itu, alasannya akan mengguncangkan perekonomian dunia. Betapa besar pengaruh China saat ini, sayangnya dia bukan negara Islam, seandainya dia negara Islam pasti kekuatannya itu dia gunakan untuk menekan Israel, Amerika, dan sekutu-sekutunya. Mengapa kita tak seperti China, meniru strateginya kan tak salah, dan malah lebih bagus, daripada kita menyerukan aksi boikot, tapi efeknya cuma sebentar, dan Israel akan tetap sewenang-wenang, paling dia cuma berkata, "Emang Gue Pikirin!".

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More