Tuesday, June 14, 2011

SETELAH 40

Hari ini usia saya sudah 40 pas. Seperti biasa, seperti tahun-tahun sebelumnya, istri dan anak saya ngucapain selamat ulang tahun pada saya tadi pagi. Ada hadiah yang diberikan, tapi belum sempat saya buka, keburu harus berangkat kerja. Padahal, anak saya yang berusia 7 tahun itu setengah memaksa saya untuk membuka kado pemberiannya tersebut. Sambil berpakaian, saya katakan padanya, "Ntar malam aja ya". Sambil mengangguk ia pun pergi dari hadapan saya.

Rasanya, saya baru saja lahir kemarin kok sekarang sudah 40 ya. Usia yang matang kata orang-orang. Dalam karir, usia segitu sedang mencapai puncaknya. Bahkan banyak yang bilang, hidup itu baru dimulai di usia 40, life begins @ 40. Saya tak percaya dengan pendapat terakhir ini. Bagaimana mungkin hidup itu dimulai pas usia 40. Saya tahu, itu cuma sebuah kiasan.

Hidup saya banyak yang berubah dibanding 10 tahun yang lalu. Sepuluh tahun yang lalu, saya tak punya istri dan anak, sekarang saya sudah memilikinya. Sepuluh tahun yang lalu saya belum punya rumah, sekarang saya sudah memilikinya meski dengan mencicil. Sepuluh tahun lalu rambut di kepala saya masih banyak ditumbuhi rambut, sekarang sudah rontok di bagian depan dan tengah. Saya pun jadi kelihatan tua dengan rambut semacam itu. Saya juga sekarang banyak lupanya terutama sama usia saya yang semakin tua (hehehe).

Saya coba merenung tentang hal-hal yang sudah saya dapatkan selama 40 tahun hidup di dunia. Hmmmmm (sambil berpikir keras untuk menyebutnya), kalau saya katakan, "Tak ada yang hebat dalam pencapaian hidup saya selama itu", tentu sangat naif. Bukankah punya keluarga yang manis merupakan suatu pencapaian yang hebat dalam hidup? Demikian pula dalam karir, kalau saya katakan, "Karir saya stagnan", tentu tak benar juga, buktinya saya masih dipercaya mengkoordinir teman-teman saya dalam satu divisi, meski tak banyak yang saya koordinir namun buat saya senang.

Kalau saya katakan, "Saya sudah merasa puas dengan pencapaian sekarang", tentu tak benar juga. Kepuasan itu sangat relatif. Masing-masing orang punya standar sendiri untuk menentukan tingkat kepuasannya. Jujur, masih banyak obsesi yang belum saya capai di usia 40 ini. Saya harus mengejar waktu, mengejar ketertinggalan dari teman-teman saya yang lain. Waktu yang saya miliki makin sempit dan kesempatan pun makin sedikit. Setelah 40, masih banyak hal yang perlu saya lakukan, yang perlu saya kejar sekuat tenaga.
Sumber gambar: http://img362.imageshack.us

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More