Kemarin siang, hari Minggu (10/5/2009) aku baca buku "Miss Jinjing: Belanja Sampai Mati". Bukunya cukup menarik, kisah tentang seorang penggila belanja, yang akhirnya, dari kegilaannya ini dia bisa jadi consultant buyer atau personal assistant buyer, profesi yang masih langka untuk zaman edan ini. Baca buku ini bukannya jadi senang, malah bikin miris. Bayangin aja, ada orang yang menghambur-hamburkan uangnya untuk beli barang ber-merk, sampai juta-jutaan bahkan kalau ditotal bisa mencapai jumlah angka yang fantastis. Dan bila ditotal lagi bisa buat bangun gedung sekolah untuk anak-anak terlantar. Apakah ini demi gengsi atau demi barang berkualitas bagus, who knows, tapi aku pikir pasti untuk kedua-duanya.
Lebih ironis lagi, ada satu kisah dalam buku ini tentang istri seorang pejabat yang punya lemari khusus untuk koleksi tas-tas branded-nya dalam kamarnya yang super gede, ukurannya 10x10 m2. Tas-tas itu sudah ia koleksi sejak lama, dan kalau ditotal biaya untuk melengkapi koleksinya tersebut bisa mencapai milyaran rupiah. Duit dari mana itu? That's so ironic.
Buku Miss Jinjing ini tak hanya mengisahkan tentang perjalanan seorang shophaholic semata, yang melanglang buana ke berbagai tempat atau pusat perbelanjaan di seluruh dunia, tapi ia juga membagi tips dan trik pada kita cara memilih barang-barang branded yang asli dan palsu hingga membagi pengalaman saat berbelanja di berbagai tempat di luar negeri (dari Milan sampai NYC), paling tidak bisa jadi bahan pembelajaran bagi para shophaholic sejati lain yang suka ketipu dengan barang-barang aspal, asli tapi palsu.
Baca buku ini bagiku (sekali lagi) sungguh miris, walau cukup terhibur dengan kisah-kisahnya yang lucu dan menggelikan tapi tetap saja miris. Aku cuma bisa membayangkan, andai aku punya duit segitu banyak, aku akan .... (terserah deh mau jawab apa)
0 comments:
Post a Comment