Monday, May 10, 2010

ANDAI PUNYA 999 TRILIUN 900 MILYAR

Anakku pernah bertanya, "Yan, kalau kita punya uang 999 triliun 900 milyar Rupiah, bisa beli PS3 nggak." Waktu itu aku sempat tertegun mendengar pertanyaannya, pertanyaan tak biasa yang dilontarkan seorang anak usia 6 tahun. Tanpa pikir panjang aku langsung jawab pertanyaan itu.

"Dengan uang segitu banyak, kamu bisa beli PS3 satu container, bahkan lebih banyak lagi. Tak hanya PS3, semua mainan yang kamu inginkan bisa kita beli. Yanda juga akan pensiun, berhenti bekerja, dan selalu berada di sampingmu kalau kita
punya uang sebanyak itu. Kita juga akan menjadi orang paling kaya sejagad mengalahkan Bill Gates atau pemilik Google Inc. Bahkan dengan uang segitu, kita bisa punya pulau sendiri, tempat kamu bermain sepuasnya. Dan Yanda juga bisa nyalonkan diri jadi seorang presiden di negeri para bandit ini."

Jawabanku disambut anakku dengan sukacita meski dia tak paham dengan jawabanku yang terakhir. "Berarti bisa beli PSP juga dong." lanjut anakku. "Ya, PSP bisa kamu beli semua, langsung kita borong dari pabriknya." jawabku sekenanya.

"Bunda juga nggak perlu kerja dong kalau kita punya uang 999 triliun 900 milyar." imbuh anakku. Langsung kujawab, "Ya, Bunda juga nggak perlu kerja di luar rumah. Yanda sama Bunda akan menemanimu setiap saat, menemanimu belajar, bermain, dan akan selalu berada di sampingmu."

Anakku kembali menambahkan pertanyaannya, "Kalau punya uang segitu, berarti aku enggak perlu sekolah dan belajar dong." Lagi-lagi aku tertegun mendengar pertanyaannya itu. Sejenak dalam hati aku menjawab, "Iya, gak perlu sekolah dan belajar karena kamu sudah punya uang banyak." Tapi bukan itu jawaban yang aku lontarkan ke anakku.

"Kamu tetap harus sekolah dan belajar untuk mengelola uang segitu banyak, biar enggak dibohongin sama orang-orang cerdik dan pintar. Dan kalau kamu sekolah dan belajar tekun, kamu bisa buat uang yang banyak tadi menjadi lebih banyak lagi." jawabku. "Untuk menjadi orang cerdik dan pintar, kamu harus belajar dan sekolah." lanjutku. Sambil tersenyum puas atas jawabanku, anakku kembali sibuk dengan PS2-nya.

Sebenarnya ada yang enggak pas dengan jawaban yang kuberikan pada anakku, karena seperti mengajarkan padanya untuk menghamba pada uang dan materi. Seolah-olah belajar dan sekolah itu hanya akan didedikasikan untuk mencari uang dan materi. Tapi untuk kasus ini, aku cuma melontarkan jawaban-jawaban pragmatis agar dia lebih mengerti. Lagi pula esensi orang untuk belajar dan sekolah itu adalah untuk mencari uang dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Makin baik pekerjaan yang ia peroleh maka makin banyak uang yang ia dapatkan. Orang akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik bila ia punya uang. Punya uang di sini jangan dimaknai sebagai uang dalam jumlah banyak, karena setiap orang mempunyai ukuran tertentu dalam menentukan nilai nominal yang ia butuhkan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik menurut definisinya. So, di zaman ini, orang tak bisa hidup tanpa uang, benar tidak? Bila ada orang yang berkata dia tidak butuh uang, that's a bullshit! BOHONG BESAR! Bagaimana dia bisa hidup kalau dia tidak punya uang.

Suatu waktu kemudian, anakku kembali melontarkan pernyataan yang berkaitan dengan pertanyaannya tadi. "Yan, kalau kita punya uang 999 triliun 900 milyar, kita beli PS3 ya Yan." tegasnya. Kusambut pernyataannya itu dengan perkataan ini, "Okey, tapi kamu jangan lupa belajar ya, biar bisa mengurus uang sebanyak itu." Anakku mengangguk sambil tersenyum manis.



0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More