Wednesday, May 5, 2010

DASAR EMANG GAK NIAT!

Semua masalah bisa diselesaikan kalau memang punya niat. Tapi kenapa berat melakukannya? Perang Israel - Palestina tak pernah pupus, malah makin menjadi-jadi, padahal inti permasalahannya sudah jelas. Israel ingin menguasai tanah Palestina seutuhnya karena menganggap tanah itu bagian dari tanah yang dijanjikan buat kaum mereka, Yahudi. Palestina pun tertindas karena ulah Israel yang terus menduduki tanah-tanah mereka.


Akhirnya, perang di antara mereka pun berlangsung tanpa akhir. Efek domino dari konflik itupun merembet hingga ke tanah Arab lainnya, hingga pada akhirnya muncul golongan-golongan radikal (yang biasa disebut teroris oleh negara-negara Barat) untuk membela Palestina. Ironisnya, konflik itu tak lagi sebatas masalah wilayah tapi sudah merembet ke masalah keyakinan.

Padahal, masalah sengketa wilayah yang makin kompleks itu bisa diselesaikan. Caranya, kembalikan saja daratan milik Palestina yang memang menjadi haknya, dan jangan biarkan Israel bertindak sewenang-wenang, atau keluarkan Israel dari tanah Arab, dan carilah tanah baru buat Israel, dunia ini cukup luas sob. Cukup sederhana bukan. Tapi dasar tak punya niat untuk berbuat seperti itu, yo wislah, konflik Israel-Palestina akan berlangsung terus, dan perdamaian di Timur Tengah bakal tak pernah terwujud, teroris pun takkan pernah lenyap. Itu pemikiranku sebagai orang awam, terlepas dari kepentingan masing-masing pihak yang berkonflik.



Begitu pula dengan korupsi di Indonesia, susah diberantas, karena kita memang tak punya niat untuk memberantasnya. Coba kalau niat, pasti enggak babaliet seperti sekarang. Belum selesai yang satu datang lagi korupsi yang lain. Mereka muncul satu-satu tapi rutin, capekkan. Seperti panu, kadas, dan kurap, kalau enggak serius diobati bakal kambuh lagi, malah nyebar kemana-mana.


Cara yang paling baik untuk berantas korupsi agar cepat tuntas, hukum mati pelakunya, lakukan pemiskinan paksa buat mereka (seperti sita harta bendanya sampai habis), atau hukum kurung mereka sampai beribu tahun tanpa remisi. Hukuman kurungan seberat itu wajar menurutku.

Bayangkan, seorang nenek yang ketahuan nyolong kakao (padahal bukan nyolong dia, cuma menyimpan) yang berharga 10 ribu saja, sudah diancam hukum kurung 3 bulan, gimana yang nyolong atau ngorupsi 10 milyar, berarti pelakunya harus dihukum 3 x 100.000 bulan jadi 300.000 bulan, itu setara dengan 25.000 tahun atau 25 abad. Itu baru adil. Kalau hukuman semacam ini diterapkan, Indonesia bakal bebas dari korupsi.

Sekali lagi, dasar emang gak punya niat, korupsi gak bakal bisa diberantas. Sudahlah ini bukan negeriku, ini negeri para bangsat.


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More