Monday, May 17, 2010

SEKS YANG ANEH

Pemerkosa lima bocah di Bali akhirnya ditangkap. Tersangka, Mochammad Davis Suharto (30), yang berprofesi sebagai tukang pijat panggilan dibekuk polisi di Jl. Pantai Kuta, pukul 04.00 Wita, Minggu (16/5/2010) kemarin. Dari pengakuannya kepada sejumlah media, tersangka mengaku melakukan tindakan bejatnya dengan korban anak-anak tersebut karena bisikan gaib. Pada saat mengalami kecelakaan di Batam, dia didatangi sosok gaib dan membisikinya untuk mencari 10 korban gadis yang belum kotor agar dia selamat dari kecelakaan tersebut.

Sejak di Batam itulah, dia mulai memperkosa anak-anak, hingga korbannya berjumlah lima orang. Kalau dihitung-hitung sih jumlah korbannya sudah genap sepuluh. Pengakuannya hanya mencari pembenaran atas tindakan yang ingin dia lakukan. Davis dapat dikategorikan sebagai seorang pedofil. Pedofilia sendiri merupakan salah satu dari 9 jenis kelainan seksual parafilia. Beberapa jenis parafilia lain adalah ekshibisionisme, fetihisme, frotteurisme, masokisme seksual, sadismeseksual, veyourisme atau fetihisme transvestik. Bingungkan dengan istilah-istilah kelainan seks tersebut. Kalau pengen tahu artinya, googling aja di internet, pasti dapat.

Dari sisi medis, pedofilia adalah sejenis kelainan psikologis di mana penderitanya tertarik melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak. Istilah pedofil berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua suku kata, yakni pedo (anak) dan filia (cinta). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mereka yang dapat dikategorikan sebagai penderita pedofilia umurnya harus di atas 16 tahun, baik pria maupun wanita, sedangkan anak yang menjadi korban berumur 13 tahun atau lebih muda (anak prepubertas).

Aktivitas seks yang dilakukan penderita pedofilia bisa bervariasi, mulai dari bersenggama, menelanjangi anak, memamerkan tubuh kepada anak, masturbasi dengan anak hingga penetrasi pada mulut, vagina, atau anus dengan jari, benda asing, atau alat kelamin.

Hingga saat ini, belum diketahui penyebab pasti pedofilia. Namun, pedofilia sering kali menandakan ketidakmampuan berhubungan dengan sesama orang dewasa atau adanya ketakutan wanita untuk menjalin hubungan dengan sesama orang dewasa. Jadi, bisa dikatakan sebagai suatu kompensasi dari penyaluran nafsu seksual yang tidak dapat disalurkan kepada orang dewasa. Bila Anda punya keinginan untuk melakukan aktivitas sexual seperti di atas, bisa dipastikan Anda adalah seorang pedofil, dan mempunyai kebiasaan seks yang aneh.

Perilaku seks Davis yang aneh tersebut bisa dipastikan akan menimbulkan dampak traumatis bagi korban-korbannya, dan pengalaman ini akan terus terbawa hingga mereka dewasa. Masih ingat dengan Robot Gedek dan Baekuni atau Babeh. Kedua tokoh pedofil ini mempunyai pengalaman seks yang tak biasa di masa kecilnya. Kehidupan masa kecil Robot Gedek yang lemah mental penuh dengan pengalaman pahit. Dia selalu menerima cacian, penghinaan, pukulan, dan tendangan dari orang tuanya dan orang dewasa lain yang ada di sekitarnya. Akibatnya, pertumbuhan kepribadian Robot Gedek menjadi tidak normal. Bahkan Robot Gedek juga pernah menjadi korban kekerasan secara sexual, diperkosa dan disodomi ketika masih kecil.

Kehidupan masa kecil Baekuni alias Babeh (48) hampir mirip dengan Robot Gedek. Pelaku mutilasi tujuh bocah di wilayah hukum Polda Metro Jaya itu, sangat suram. Baekuni anak ke-1 dari 12 bersaudara. Orangtuanya mencari nafkah sebagai petani di kampung halamannya di Magelang. Jawa Tengah. Baekuni kecil tidak pandai bersekolah. Di rumah dia selalu dimarahi karena kebodohannya. Maka sekolahnya pun cuma sampai kelas tiga SD. Tahun 1972, saat berusia 12 tahun. Baekuni hengkang dari rumah orangtuanya dan hijrah ke lbukota. Di sinilah Baekuni merasakan kerasnya hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Baekuni mencari nafkah menjadi pengamen di wilayah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Sebagai anak jalanan, Baekuni banyak menemukan kerikil tajam. Pada suatu malam, Baekuni disodomi oleh seorang pria dewasa. Dia disekap dan diancam dengan pisau.

Pengalaman masa kecil Robot Gedek dan Babeh mendorong mereka memiliki hasrat seks yang aneh dan tak biasa. Menurut Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel, anak-anak yang menjadi korban akibat terpapar pada seks usia dini kerap mengalami trauma yang wujudnya tidak selalu berbentuk perilaku dan emosi depresif atau agresif. Menurutnya, terpapar pada aksi seksual di usia dini dapat mengakibatkan anak tersebut mengalami sexualization of behavior. Konkretnya, anak kemudian dapat dengan mudah mengasosiasikan berbagai objek dengan sensasi keterangsangan seksualnya. Reza mencontohkan jika saat melihat air, anak-anak korban ini bisa jadi terangsang untuk melakukan onani atau masturbasi. Saat melihat binatang, anak jadi terpancing untuk bereksperimentasi secara seksual.

Seks yang aneh bisa juga dilakukan oleh orang-orang yang ingin mencari variasi dalam aktivitas seksualnya, tapi ini hanya menjadi alasan pembenaran bagi mereka yang suka menyimpang atau berperilaku seks yang aneh. Bahkan terkadang menjadi bagian tradisi dari budayanya masing-masing. Contohnya tradisi "Sifon" di Timor Tengah Utara dan Timor Tengah Selatan. Sifon adalah tradisi sunatan untuk laki-laki dewasa (biasanya untuk mereka yang sudah beristri dan punya anak) yang dalam proses penyembuhannya harus melakukan hubungan badan dengan perempuan tertentu yang bukan istri atau anggota keluarga dekat. Mereka menolak proses penyunatan sejak masa kanak-kanak, karena diyakini tidak sehat dan bisa menyebabkan impotensi.

Ritual sifon ini biasanya dilakukan pada setiap musim panen. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari berbagai macam penyakit, juga membersihkan diri dari noda dosa dan pengaruh bala setan dan secara biologis dimaksudkan untuk menambah kejantanan dan keperkasaan seorang pria dewasa. Proses ritual ini berupa prosesi, yang diawali dengan penyerahan mahar berupa ayam, pernak-pernik, dan sejumlah uang kepada dukun sunat atau Ahelet.

Selanjutnya pasien akan dihantar ke sungai untuk melakukan pengakuan dosa atau Naketi. Laki-laki yang layak disunat adalah mereka yang mengakui dengan jujur kepada Ahelet bahwa dalam kehidupan sehari-hari telah sering melakukan hubungan badan dengan beberapa wanita. Sementara yang belum pernah akan ditolak Ahelet. Setelah pengakuan dosa, Ahelet akan mulai proses penyunatan pasien dengan menggunakan sebilah sembilu atau pisau. Jika sudah disunat pasien akan dikembalikan ke sungai untuk seterusnya melakukan pembersihan dan proses penyembuhan. Dan ini dilakukan secara rutin dalam jangka waktu seminggu atau bahkan lebih.

Tetapi proses penyembuhan yang sesungguhnya adalah Sifon itu sendiri. Yakni ketika dalam keadaan luka yang masih belum sembuh total, si pasien harus melakukan hubungan badan dengan perempuan tertentu, yang telah disediakan oleh Ahelet atau yang dipersiapkan sendiri oleh si pasien. Dengan persyaratan bahwa setelah melakukan hubungan badan dengan perempuan yang bersangkutan, si pasien tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan badan dengannya sampai akhir hayat. Sementara untuk pria lain diperbolehkan oleh Ahelet.

Seks yang aneh akan terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat yang sakit dan di tengah tradisi yang aneh dan menyimpang. Mencari kesenangan dan variasi dalam aktivitas seksual sih enggak salah, tapi pikirkan risikonya sebelum Anda berbuat. Pilihan ada di tangan Anda mau pilih yang mana.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More