Siapa yang tak kenal Upin dan Ipin. Film kartun buatan negeri jiran - Malaysia itu mampu menyedot perhatian penonton anak-anak Indonesia, bahkan orang dewasa juga. Gara-gara film kartun itu, logat Malaysia menjadi populer di kalangan masyarakat kita. Gara-gara film itu juga dendam kesumat kita terhadap negeri melayu yang kita tuduh maling itu sirna sudah. Tak ada yang mau memboikot dua anak comel* itu. Bagi yang belum kenal mereka, parah! Kemana aja kamu selama ini, asyik nonton drama Century ya.
Upin dan Ipin adalah sebuah film animasi anak-anak yang dirilis pada tanggal 14 September, 2007 di Malaysia dan disiarkan di TV9, hasil produksi Les' Copaque. Awalnya, film ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar menghayati bulan Ramadhan. Namun selanjutnya berkembang menjadi kisah-kisah yang lebih universal tentang kebersamaan dalam pergaulan dan keseharian, terutama di kalangan anak-anak. Meski temanya biasa, tapi penggarapannya yang luar biasa.
Film ini tak terjebak dengan kata-kata yang menggurui, semua ditampilkan apa adanya, termasuk karakter tokoh-tokohnya. Tak ada yang tampil sempurna dalam kehidupan tokoh-tokohnya itu. Mereka bisa berbuat salah seperti layaknya manusia. Beda dengan tema-tema di film kita, umumnya lebih bersifat menggurui. Parahnya lagi, setiap tokoh protagonis selalu digambarkan super baik, super sabar, meski ditindas habis-habisan. Sebaliknya, tokoh antagonis selalu digambarkan super jahat, suka menindas, dan selalu menang di awalnya. Di akhir cerita, pasti ketebak, si protagonis menang dan menjadi senang, atau kaya, sedangkan si antagonis hidupnya susah, bertobat, atau mati. That's our movie theme, generally.
Kembali lagi pada si Upin dan Ipin. Film animasi itu mampu menampilkan keberagaman suku bangsa dalam kondisi apa adanya. Ada Rajoo yang berdarah India, ada Mei Mei keturunan Cina, dan ada Ihsan dan Mail orang Melayu asli. Mereka tampil tanpa meninggalkan atribut kesukuannya. Memang keberagaman tak harus disembunyikan, setiap anak harus dikenalkan sejak dini bahwa mereka memang berbeda satu sama lain, terutama dalam kehidupan multikultural dalam masyarakat mereka. Dari situ akan tercipta saling menghargai di antara mereka, sejak dini.
* yang artinya adalah cute, menggemaskan
0 comments:
Post a Comment