Wednesday, October 28, 2009

28 Oktober 81 Tahun Kemudian

81 tahun lalu tanggal 28 Oktober 1928 Sumpah Pemuda diikrarkan, namun bukan peristiwa itu yang mau dipaparkan dalam tulisanku kali ini. Bagiku itu merupakan sejarah masa lalu yang gegap gempitanya mulai surut dari tahun ke tahun. Mungkin (maybe yes maybe no) lambat laun akan dilupakan, sama halnya dengan peristiwa G 30 S/PKI. Berbeda dengan fosil, makin lama makin membatu dan kokoh, sedang peristiwa sejarah akan hilang dari ingatan bila kita tak selalu mengenangnya apalagi jika tidak dicatat dalam buku atau dokumen. Lihat saja G 30 S/PKI, dulu tiap tahun selalu dikenang sampai semua anak-anak sekolah diwajibkan nonton film G 30 S/PKI tersebut, bahkan sepanjang tahun TV nasional selalu memutar film itu dan merewind perisitiwa itu dari berbagai sudut pandang. Terlepas dari kepentingan politik seseorang, sebagai warga negara yang menghargai sejarah bangsanya, kita perlu memperingati dan mengenang suatu peristiwa sejarah, paling enggak menghargai orang-orang yang berjasa dalam peristiwa itu.

81 tahun kemudian, Sumpah Pemuda hanya menjadi kenangan yang tak berarti apa-apa. Coba tanyakan pada para pemuda, pelajar, atau para remaja sekarang. Apakah mereka masih mengingat butiran Sumpah Pemuda yang pernah diikrarkan para pemuda 1928 tersebut? Aku yakin mereka akan lebih hapal syair lagu Coldplay atau ST12. Apalagi kalau ditanya mengenai makna yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda itu, mereka pasti menjawab "Emangnya Gue pikirin". Tapi sutralah eh sudahlah, dunia mereka sekarang berbeda. Mereka sekarang lebih banyak hidup di dunia Twitter dan Facebook. Interaksi di antara mereka lebih banyak dilakukan dalam dunia baru itu. Segala curhatan, umpatan, dan kisah-kisah mereka, mereka tuangkan dalam dunia baru itu. Twitter dan Facebook menjadi dunia tempat mereka berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertumpah darah satu, yaitu Twitternesia dan Facebooknesia.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More