Monday, April 5, 2010

HACHIKO: Arti Sebuah Kesetiaan

Ternyata anjing itu lebih setia daripada manusia. Manusia masih mempertimbangkan untung dan rugi untuk menjaga kesetiaannnya. Tak banyak yang bisa diharapkan dari kesetiaan model ini. Banyak kita temukan istilah-istilah yang menyatakan ketaksetiaan manusia (yang selalu dinotabenekan sebagai bentuk pengkhianatan) tersebut, mulai dari "Pagar makan tanaman", "Musuh dalam selimut", hingga "Makan teman sendiri".

Berbeda dengan Hachikō, yang dijuluki sebagai Anjing yang Setia, kesetiaannya ia bawa sampai mati. Hachikō yang lahir pada tanggal 10 November 1923 dan mati pada 8 Maret 1935 adalah seekor anjing jantan jenis Akita Inu kelahiran Ōdate, Prefektur Akita. Berkat kesetiaannya, ia terus dikenang sebagai lambang kesetiaan anjing terhadap majikan.


Kisah Hachikō baru-baru ini diadaptasi ke sebuah film Hollywood, judulnya "Hachiko: A Dog Story". Film ini cukup mengharu-biru dan menguras emosi, meski tak cengeng, apalagi picisan. Kesetiaan Hachiko bisa dirasakan dalam flm tersebut. Sebelumnya juga pernah difilmkan di Jepang dengan judul "Hachikō Monogatari" karya sutradara Seijirō Kōyama yang mulai diputar di Jepang, Oktober 1987. Sebuah drama spesial tentang Hachikō pun ditayangkan jaringan televisi Nippon Television pada tahun 2006. Drama sepanjang dua jam tersebut diberi judul Densetsu no Akitaken Hachi (Legenda Hachi si Anjing Akita).


Dalam kisah sebenarnya, Hachi dipungut oleh keluarga Ueno yang ingin memelihara anjing jenis Akita Inu. Ia dimasukkan ke dalam anyaman jerami tempat beras sebelum diangkut dengan kereta api yang berangkat dari Stasiun Ōdate, 14 Januari 1924. Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 jam, Hachi sampai di Stasiun Ueno, Tokyo.

Hachi menjadi anjing peliharaan Profesor Hidesaburō Ueno yang mengajar ilmu pertanian di Universitas Kekaisaran Tokyo. Profesor Ueno waktu itu berusia 53 tahun, sedangkan istrinya, Yae berusia 39 tahun. Profesor Ueno adalah pecinta anjing. Sebelum memelihara Hachi, Profesor Ueno pernah beberapa kali memelihara anjing Akita Inu, namun semuanya tidak berumur panjang. Di rumah keluarga Ueno yang berdekatan dengan Stasiun Shibuya, Hachi dipelihara bersama dua ekor anjing lain, S dan John. Sekarang, lokasi bekas rumah keluarga Ueno diperkirakan di dekat gedung Tokyo Department Store sekarang.

Ketika Profesor Ueno berangkat bekerja, Hachi selalu mengantar kepergian majikannya di pintu rumah atau dari depan pintu gerbang. Di pagi hari, bersama S dan John, Hachi kadang-kadang mengantar majikannya hingga ke Stasiun Shibuya. Di petang hari, Hachi kembali datang ke stasiun untuk menjemput.

Pada 21 Mei 1925, seusai mengikuti rapat di kampus, Profesor Ueno mendadak meninggal dunia. Hachi terus menunggui majikannya yang tak kunjung pulang, dan tidak mau makan selama 3 hari. Setelah majikannya meninggal, Hachikō terus menunggu majikannya yang tidak kunjung pulang di Stasiun Shibuya, Tokyo. Hachi tak tahu kalau majikannya itu sudah meninggal, ia terus menunggu dan menunggu.


Kesetiaan Hachikō diabadikan dalam sebuah patung perunggu yang berbentuk dirinya dan diletakkan di depan stasiun Shibuya. Patung ini akan selalu mengingatkan kita akan arti sebuah kesetiaan, Hachikō terhadap majikannya, dan Anda terhadap ....


0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More