Saturday, July 20, 2013

ANOMALI MACET JAKARTA

Macet Jakarta itu memang aneh, dan susah ditebak. Sangking anehnya, saya pun menyebutnya dengan anomali macet. Jadi, tak hanya air yang mempunyai anomali, macet Jakarta juga punya. Gimana gak aneh, saat terjebak kemacetan, jalanan itu seperti parkiran terpanjang, mobil-mobil stuck tak bisa bergerak, ketika sampai di depan, saya pun tak melihat penyebab kemacetan itu. Mending kalau saya menemukan truk yang mogok, melintangi jalan, atau terjadi kecelakaan di jalan yang saya lalui, atau ada perbaikan jalan raya di satu jalur. Namun, tak ada satu pun penyebab macet yang saya sebutkan tadi terjadi. 


Lebih aneh lagi, macet Jakarta tak bisa diberantas. Padahal sudah jelas, macet Jakarta itu lebih disebabkan karena pertumbuhan volume kendaraan tak sebanding dengan pertumbuhan jalan. Selain itu, transportasi umum di Jakarta itu paling buruk sehingga tak mampu menarik perhatian para orang kaya Jakarta untuk berpindah moda dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Orang-orang kaya itu juga tak bisa disalahkan sepenuhnya. Sebagai orang-orang yang terbiasa hidup nyaman dan punya gengsi, mereka hanya ingin menaiki kendaraan umum yang nyaman dan aman. Nyaman di sini jelas indikatornya, kendaraan umum itu harus bersih, harum, menarik, dan sejuk, seperti kendaraan umum di negara-negara maju itulah, kayak di Jepang, Jerman, atau di Inggris dan Perancis.

Namun, ada lagi satu keanehan yang menurut saya benar-benar anomali. Beberapa waktu lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan mobil murah yang ramah lingkungan, bahkan katanya mobil city car seharga 40juta-an bakal ada di pasaran. Gila, jalanan raya Jakarta akan makin tumpah ruah dengan mobil-mobil pribadi, dan otomatis jalanan jakarta akan makin tumpat dengan segala jenis kendaraan, macet pun makin menghadang, bisa-bisa stuck di jalan tak bisa bergerak.

Kebijakan mobil murah tak dibarengi dengan perbaikan transportasi umum yang baik dan bisa mendorong orang untuk ogah naik kendaraan pribadi. Meski katanya monorail dan MRT sudah akan dibangun namun saya yakin transportasi massal yang diagungkan itu tak bakal bisa memberantas macet Jakarta secara tuntas. Di satu sisi pemerintah membiarkan produsen mobil memproduksi mobil sebanyak-banyaknya, di sisi lain pemerintah setengah hati menyediakan tranportasi yang benar-benar baik, padahal katanya mereka sangat berniat memberantas kemacetan Jakarta. 

Hal-hal yang serba kontradiktif itulah yang buat saya merasa aneh, seperti rokok, meski sudah jelas merusak kesehatan tapi produksi rokok terus tumbuh setiap tahunnya, dan pemerintah mendukung hal itu demi pemasukan pajak dan penyediaan lapangan pekerjaan meski harus mengorbankan kesehatan masyarakat lainnya. Ibarat kata pepatah, ada tikus di lumbung padi, lumbung padinya yang dibakar. Aneh memang, seaneh macet Jakarta, meski penyebabnya sudah diketahui, tapi susah diatasi.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More