Friday, September 27, 2013

BERKAT PAK AMIEN, JOKOWI MAKIN CETTAR


Saat ini, siapa saja yang menyinggung nama Jokowi pasti bakal ikut-ikutan cettar. Apalagi kalau nyinggungnya bernada negatif, pasti namanya langsung meroket (lagi). Tadinya sudah dilupakan eh mulai diingat kembali. Saya saja yang tadinya dah lupa tiba-tiba jadi ingat lagi, kayak orang yang baru sadar dari amnesia gitu. "Oh, dia ya, masih ada ya ternyata", begitu kata hati saya. Tapi, kalau sudah begitu siap-siaplah didemo atau dimaki-maki pendukungnya Pak Jokowi.

Itulah yang dialami Pak Amien Rais sekarang, tokoh reformasi yang satu ini kembali menjadi bahan perbincangan di media gara-gara menyinggung nama Jokowi ketika memberi kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2013) kemarin. Dalam kuliahnya itu, Pak Amien menyamakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan mantan Presiden Filipina Joseph Estrada. Kesamaan mereka kata Pak Amien, Jokowi dan Joseph dipilih karena populer.

Kalau disamakan dengan tokoh yang bagusnya kayak Soekarno atau Muhammad Hatta yang membumi dan merakyat sih mungkin tak masalah, pasti Pak Amien kebagian simpati dan pujian dari banyak orang. Entah mimpi apa Pak Amien kemarin malam itu, atau salah makan obat kali ya, dia menyamakan Jokowi dengan Joseph Estrada yang tiap malam katanya suka mabuk. Kata saya, "Ini mah penyetaraan yang tak sebanding, masak Jokowi disamakan dengan pemabuk, yang bener ajah".

Bahkan Pak Amien mengungkapkan, saat dipimpin Jokowi, Solo merupakan salah satu kota termiskin di Jawa Tengah. Jokowi pernah menjadi Wali Kota Solo selama hampir dua periode, sebelum memutuskan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2012. "Daerahnya masih banyak yang kumuh, hanya Slamet Riyadi saja yang bagus. Tapi, Jokowi malah dinobatkan sebagai wali kota nomor tiga terbaik di muka bumi, mungkin hanya karena popularitas," ujarnya. Pernyataan "pedas" Amien Rais soal Jokowi bukan kali ini saja. Sebelumnya, ia mempertanyakan nasionalisme Jokowi, demikian yang saya kutip dari Kompas.com (25/9/2013).

Baca berita itu sama saja Pak Amien memukul genderang perangnya dengan Jokowi, terutama dengan pendukung-pendukung dan simpatisannya. Mungkin Jokowi tak ambil pusing dengan pernyataan Pak Amien tersebut, buktinya dia cuma menanggapinya seperti ini, "Saya heran, dulu ada yang bilang saya orang ndeso, sekarang ada yang bilang saya mirip Estrada yang presiden artis. Lah, yang benar yang mana?", ujar Jokowi saat menghadiri hari lahir ke-9 Wahid Institute di Jalan Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/9/2013) siang (Kompas.com, 26/9/2013).

Tanggapan yang cerdas menurut saya tanpa harus menyudutkan Pak Amien, apalagi sampai marah-marah atau menuding-nuding beliau. Malah, kritikan tajam Pak Amien itu membuat popularitas Jokowi makin meroket. Apapun kata Pak Amien soal Jokowi, orang bakal tak peduli. Menurut saya, alangkah bagusnya kalau kritikan itu dialamatkan kepada pemerintah, mungkin bakal banyak menuai simpati. Rakyat juga tahu, mana pendapat atau kritikan omong kosong dan asal cuap, mana yang tidak. Apapun kata Pak Amien, dukungan rakyat terhadap Jokowi tak pudar, malah (meminjam istilah Syahrini) makin cettar membahana, terpampang badai. Seharusnya Pak Amien menyadari hal itu. Ibarat kata pepatah, kritikan Pak Amien seperti senjata makan tuan, bukannya pujian yang didapat, malah cibiran yang dituai, kasihan.

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More